Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi Deepfake telah menjadi semakin populer dan berpotensi membahayakan. Deepfake dapat digunakan untuk membuat video dan audio palsu yang terlihat dan terdengar seperti orang yang sebenarnya, sehingga dapat digunakan untuk tujuan jahat seperti penipuan, phishing, dan manipulasi informasi.
Deepfake adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk membuat video atau audio palsu yang tampak atau terdengar seperti orang yang sebenarnya. Hal ini dapat digunakan untuk tujuan jahat, seperti menipu orang atau mempengaruhi opini publik dengan memproduksi video palsu yang membuat seseorang terlihat atau terdengar seperti mereka melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka lakukan atau katakan.
Ancaman Deepfake semakin meningkat karena teknologi semakin maju. Generative text dan video yang dihasilkan menggunakan teknologi seperti GPT-3 memungkinkan pembuatan teks dan video yang sangat mirip dengan gaya bahasa dan perilaku individu yang diambil sebagai contoh. Hal ini meningkatkan potensi Deepfake untuk menipu orang, terutama dalam serangan phishing yang terlihat lebih meyakinkan.
Perusahaan Cyber Security, Cybereason telah mengembangkan teknologi yang dapat mengatasi ancaman Deepfake. Cybereason menggunakan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning untuk mendeteksi Deepfake, bahkan yang paling canggih sekalipun.
Salah satu produk andalan Cybereason adalah platform keamanan Endpoint Detection and Response (EDR). EDR menggunakan teknologi AI untuk memonitor aktivitas di endpoint, seperti komputer dan server, dan mendeteksi tanda-tanda serangan deepfake oleh Cybereason.
Teknologi deteksi Deepfake Cybereason didasarkan pada analisis video dan audio dari sumber yang dicurigai palsu. Kemudian, algoritma machine learning Cybereason menentukan apakah video atau audio tersebut asli atau palsu berdasarkan karakteristik yang terlihat dan terdengar di dalamnya.
Selain itu, Cybereason juga memiliki fitur Advanced Threat Prevention (ATP) yang dapat mencegah serangan deepfake sebelum mereka berhasil memasuki jaringan organisasi. ATP menggunakan teknologi machine learning untuk mempelajari pola serangan dan memblokir serangan sebelum mereka mencapai endpoint.
Cybereason juga memiliki tim peneliti Cyber Security yang terus memantau tren terbaru dalam serangan deepfake dan mengembangkan teknologi baru untuk melawan mereka. Dengan kombinasi teknologi AI dan keahlian manusia, Cybereason berusaha untuk memimpin dalam melindungi organisasi dari ancaman deepfake yang semakin berkembang.
Dengan demikian, Cybereason dapat membantu organisasi dan perusahaan melindungi diri dari ancaman Deepfake. Dalam dunia yang semakin tergantung pada teknologi digital, perlindungan dari ancaman ini menjadi semakin penting untuk memastikan keamanan informasi dan reputasi.
Jangan sampai perusahaan mulai melakukan pencegahan dan penanganan cyber security setelah diserang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Lebih baik mencegah jauh-jauh hari daripada kita harus bersusah payah mendapatkan kembali data perusahaan atau bahkan berurusan dengan kelompok kriminal. Jika anda tertarik untuk konsultasi mengenai Cybereason, silahkan menghubungi Netmarks Indonesia melalui form contact us pada website ini atau dengan email ke marketing@netmarks.co.id
Sources:
Comments